Senin, 07 Februari 2011

Dedicated to Bunga

Tulisan ini di buat oleh seseorang,dan gue mengkopinya karena sangat bagus !!
tapi ada sedikit yang gue edit,,,biar menyatu ama perasaan gue,,
here they are...




>>>
Ada kalanya kita harus berada di posisi ketiga seseorang, mengamati seseorang dari jauh, mendoakannya bahagia, tersenyum atas semua pencapaiannya, dan menemaninya dengan posisi yang dia mau. Tapi pernahkah kalian berfikir, sampai kapan kalian menahan perasaan itu?

Kita menyayangi dia,
Hal itu baru kita sadari ketika dia mulai menggoda kita bahwa ada perempuan diluar sana yang mencoba mendekati kita, dengan sangat datar kita menanggapinya, bahkan ada rasa kesal karena tidakkah dia merasa cemburu sedikit saja. Atau sebaliknya ketika kita mengatakan memastikan kalau dia tidak sedang dekat dengan orang lain, mencoba mengisyaratkan bahwa banyak orang lain diluar sana yang sangat mengharapkan tempat di hatinya.
Tapi kita lebih menyayangi dia, karena kita tidak pernah benar2 mengatakan, bahwa orang lain di luar sana yang kita sebutkan di moment sebelumnya. adalah diri kita sendiri.

Kita menyayangi dia,
Ketika kita tiba2 terbangun tengah malam dan sangat2 merindukan dia, tiba2 senyumnya mendominasi semua ingatan kita. Kita merangkai2 ingatan tentang lekuk senyum dia, cara dia membalas sms kita, cara dia menyemangati kita, cara dia berkomunikasi dengan kita, bahkan kita mulai mengeja suku persuku kata yang sempat dia ucapkan untuk kita, di ruang rasa.
Tapi kita lebih menyayangi dia, karena ketika semua perasaan rindu yang kita punya, kita berpura-pura lupa telah membalas sms terakhir yang dia kirim, dan kita hanya akan mengirimkan pesan bertuliskan. "Udah tidur ya? Maaf baru bales, bla..bla.." dan berharap-harap cemas pesannya akan berbalas.

Kita menyayangi dia,
Ketika kita mencoba menggali tahu tentang dia, situs apa saja yang sedang dia ikuti, siapa teman2nya, ada hal baru apa di facebooknya, apa saja yang dia postkan di blognya, foto apa yang baru saja dia upload, bahkan mungkin rela berlangganan statusnya via sms. Lalu kita akan merangka2 sendiri apa yang sedang dia lewati. Sambil tersenyum, mengingat betapa sedang bahagianya dia hari itu.
Tapi karena kita lebih menyayangi dia, kita hanya akan menjawab "oh ya? aku belum lihat, memangnya tentang apa postingmu kali ini?" saat dia memberitahu bahwa dia baru saja mempostingkan sesuatu di accountnya.

Kita menyayangi dia,
Ketika kita mulai mendapati rasa nyaman yang ia beri tiap kali bersamanya, mulai merasa senang menuliskan sesuatu tentang dia, mulai sibuk menerka-nerka apakah dia yang ada di dunianya sendiri itu merasakan hal yang sama atau tidak dengan yang kita rasa, dan entah mengapa melihat dirinya sekilas dari kaca buram saja bisa membuat kita senyum-senyum seharian.
Tapi karena kita lebih menyayangi dia, kita hanya bisa mendengar lagu-lagu tentang cinta yang belum tersampaikan, berharap lagunya bisa terdengar sampai ruang dimana dia berada, dan hanya berani berbisik melalui status facebook “Listen, listen this song, Bunga..”

Kita menyayangi dia,
Ketika kita sudah tidak benar2 sanggup lagi menahan perasaan kita padanya, ketika membayangkan dia malah membuat kita semakin tersiksa. ketika kita sudah berangan2 tentang dia. Ketika akhirnya kita memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya. Ketika kita ingin dia tahu bahwa selama ini kita mati2an ingin menjaganya.
Tapi karena kita lebih menyayangi dia, kita bunuh perasaan kita itu dalam2, membuang semua angan2 kita. dan membiarkan dia dengan sendirinya memilih apa yang terbaik dalam hidupnya. Sembari terus berjanji untuk menjadi sahabat yang selalu ada di sampingnya.

Kita benar2 sangat menyayangi dia,
Saat kita membaca apa yang sedang saya tulis ini sambil tersenyum, dan bersyukur dalam hati, bahwa kita sudah melakukan semua yang ada di paragraf2 sebelumnya. :)

6 komentar: