Jumat, 26 November 2010

Renungan Ku

suatu malam.

sejenak sebelum aku terlelap tidur,

terpikir olehku akan suatu hal,

suatu hal yang kadang terlupakan oleh kita manusia,

itu adalah WAKTU,

Waktu yang terus berjalan setiap detik nya tanpa kenal kompromi,


telah banyak tahun,bulan,hari,jam,menit dan detik yang kujalani di dunia ini,

yaah,, benar,,

aku yang dulu adalah seorang anak kecil yang tak mengerti apa- apa tentang kehidupan kini telah tumbuh menjadi sesosok pemuda yang mencari secercah cahaya terang untuk masa depannya,

menjadi sesosok anak muda yang merantau ke kota orang untuk mencari ilmu,

teringat olehku akan cerita teman-temanku,

dia bercerita tentang orang tua nya,

orang tuanya yang bekerja di tempat ini,di tempat itu,

dan tentang bagaimana orang tuanya menjadi inspirasi hidupnya dalam menjadi hari-hari.

kemudian aku berpikir tentang diriku,

bagaimana orang tua di mata ku,

yang kuingat adalah ayahku telah tiada,

yaaa,,beliau telah meninggalkan kami sekeluarga ketika aku dan kedua kakak ku masih kecil,

di saat itu aku masih duduk di bangku kelas 2 sd,

dan pada saat itu aku begitu sedih melihat ibuku yang tertunduk menangis melihat ayahku yang telah berpulang itu,

pasti beliau begitu sedih,

beliau harus membesarkan ketiga anaknya seorang diri,,

dan mulai detik itu yang membesarkan aku hanyalah ibuku seorang,

ibuku adalah sesosok wanita yang tegar,wanita yang hebat,

beliau begitu tabah,sabar,menghadapi ketiga anaknya yang berbeda sifat dan karakter,

apalagi anaknya yang terakhir ini,anak cowok satu-satunya,

yang nakal,egois,dan manja,dan lain lain nya yang sungguh tidak bisa dijelaskan dengan kata kata,

dan aku merasa aku tidak pernah bisa dewasa di mata ibu ku ,

tapi seiring dengan berjalannya waktu,

aku mulai menyadari akan artinya kedewasaan,

dewasa itu tidak bisa di ukur,

menghadapi suatu masalah adalah suatu proses pendewasaan diri,

kadang aku sangat sedih melihat teman2 ku yang jalan dengan kedua orang tuanya,atau di telpon ayahnya,

sharing dengan ayahnya,

aku begitu sedih jika melihat itu,

yang ada di pikiran ku adalah aku ingin beliau melihat bagaimana aku sekarang,

bagaimana aku menjalani hari hari,

bagaimana aku mengikuti jejak pendidikannya,

aku ingin dia melihatnya,

kadang teringat akan cerita ibuku mengenai sosok ayahku yang begitu pekerja keras,sayang kepada orang tua dan saudara2nya, begitu dewasa,

dan itu belum tercermin dalam diri ku,

aku ingin dia memberiku nasihat2,

hmmmmmmmmmmm,,

tapi semua itu telah terjadi,

yang mesti kulakukan adalah mendoakannya agar beliau tenang di sisi-Nya,

dan aku harus semangat menjalani hari-hari ini,

yaaaa,,

karena mereka adalah inspirasi ku dalam menjalani hidup ini,

orang tua adalah inspirasi ku menjalani hidup ini,,

:),

1 komentar:

  1. Bangga sih , baca artikel ini saat kenal seorang rahmat rizani sekarang di tahun 2020 .
    Pasti ayahnya seneng liat kamu yg sekarang .

    BalasHapus